Kamis, 18 Oktober 2012

Bangkitnya seseorang dari penderitaan skizofrenia


MEREKA BILANG AKU “GILA”

Masyarakat mencap mereka orang gila. Tapi, sadarkah kita bahwa stigma itu akan memperparah kondisi kejiwaan mereka ? Lalu apa yang harus dilakukan keluarga jika salah satu anggotanya mengidap penyakit ini ?
Kick Andy akan mengajak Anda untuk mengenal dan memahami kondisi kejiwaan orang-orang yang menderita skizofrenia.
Salah satunya adalah Hana Alfikih. Hana yang kini berusia 19 tahun itu mengaku sudah menunjukkan gejala kelainan jiwa sejak ia masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Ia hidup dengan penyakit bipolar dan skizofrenia. Hana yang kini berkuliah di Universitas Al Azhar Jakarta itu kerap kali mendengar suara-suara halusinasi. ”Suara-suara itu kadang sangat menganggu.  Bahkan saya  pernah mau bunuh diri,” ujar Hana sambil berurai air mata. Namun masa itu sudah berlalu. Berkat pengobatan yang intensif  Hana kini sudah jarang ”diganggu” oleh suara-suara itu. Bahkan Hana saat ini berprofesi sebagai ”freelance designer”.
Ternyata penderita skizofrenia jika cepat diobati bisa sembuh dan penderitanya bisa beraktivitas seperti biasa dan melakukan hal-hal yang positif. Seperti yang dialami Lili Suwardi misalnya. Pria 33 tahun  asal Cianjur, Jawa Barat itu bahkan mengalami lebih parah. Dia pernah menggelandang di jalanan. Oleh pihak keluarga segera dibawa ke dokter dan akhirnya bisa normal kembali. Bahkan kini Lili menjadi relawan untuk penderita skizofrenia.
Skizofrenia pada dasarnya bisa disembuhkan. Menurut Surya Widya, dokter ahli kejiwaan, peranan keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan. ”Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala skizofrenia hendaknya segera konsultasi ke dokter ahli kejiwaan setempat,” ujar Dokter Surya. Sedangkan dukungan masyarakat adalah, agar tidak mencap atau memberi stigma atau mengolok-olok ”orang gila” kepada penderita. Dengan mengolok-olok akan semakin penderita menjadi depresi dan semakin parah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar