MEREKA
BILANG AKU “GILA”
Masyarakat
mencap mereka orang gila. Tapi, sadarkah kita bahwa stigma itu akan memperparah
kondisi kejiwaan mereka ? Lalu apa yang harus dilakukan keluarga jika salah
satu anggotanya mengidap penyakit ini ?
Kick Andy akan mengajak Anda untuk mengenal dan memahami kondisi kejiwaan orang-orang yang menderita skizofrenia.
Kick Andy akan mengajak Anda untuk mengenal dan memahami kondisi kejiwaan orang-orang yang menderita skizofrenia.
Salah satunya adalah Hana Alfikih. Hana
yang kini berusia 19 tahun itu mengaku sudah menunjukkan gejala kelainan jiwa
sejak ia masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Ia hidup dengan penyakit
bipolar dan skizofrenia. Hana yang
kini berkuliah di Universitas Al Azhar Jakarta itu kerap kali mendengar
suara-suara halusinasi. ”Suara-suara itu kadang sangat menganggu. Bahkan
saya pernah mau bunuh diri,” ujar Hana sambil berurai air mata. Namun
masa itu sudah berlalu. Berkat pengobatan yang intensif Hana kini sudah jarang ”diganggu” oleh
suara-suara itu. Bahkan Hana saat ini berprofesi sebagai ”freelance designer”.
Ternyata penderita skizofrenia jika
cepat diobati bisa sembuh dan penderitanya bisa beraktivitas seperti biasa dan
melakukan hal-hal yang positif. Seperti yang dialami Lili Suwardi misalnya.
Pria 33 tahun asal Cianjur, Jawa Barat itu bahkan mengalami lebih parah.
Dia pernah menggelandang di jalanan. Oleh pihak keluarga segera dibawa ke
dokter dan akhirnya bisa normal kembali. Bahkan kini Lili menjadi relawan untuk
penderita skizofrenia.
Skizofrenia pada dasarnya bisa
disembuhkan. Menurut Surya Widya, dokter ahli kejiwaan, peranan keluarga dan
masyarakat sangat dibutuhkan. ”Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala
skizofrenia hendaknya segera konsultasi ke dokter ahli kejiwaan setempat,” ujar
Dokter Surya. Sedangkan dukungan masyarakat adalah, agar tidak mencap atau
memberi stigma atau mengolok-olok ”orang gila” kepada penderita. Dengan
mengolok-olok akan semakin penderita menjadi depresi dan semakin parah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar